Kenaikan harga BBM akan tekan defisit anggaran

ekonom bank danamon dian ayu yustina mengatakan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi pada mobil pribadi roda empat bisa menekan defisit anggaran.

kebijakan mengenai bbm bisa meredakan tekanan dalam anggaran negara, katanya selama keterangan tertulis dan diterima dalam jakarta, jumat.

ayu menyampaikan, kebijakan tersebut disamping bisa menghemat belanja sebesar rp15 triliun, dan bisa menekan defisit anggaran pada kisaran 2,73--2,84 persen daripada pdb atau baru di bawah ketentuan uu yaitu tiga persen.

kami memperkirakan defisit anggaran belanja pemerintah pusat pada kisaran 2,23--2,34 persen daripada pdb, tergolong bila penyerapan tak maksimal, ujarnya.

Informasi Lainnya:

namun, ayu menyebutkan defisit anggaran tersebut tergolong tinggi, apabila dibandingkan target defisit anggaran (defisit anggaran shopping pemerintah pusat dan pemerintah daerah) pada apbn 2013 sebesar 1,65 persen dari pdb.

ayu memperkirakan manakala tidak banyak kebijakan mengenai bbm, defisit anggaran berada pada atas tiga persen, dengan asumsi defisit shopping pemerintah daerah 0,5 persen dari pdb juga defisit belanja pemerintah pusat dalam kisaran 2,45--2,55 persen dari pdb.

bila tak ada kebijakan, dengan begini mampu mengakibatkan sentimen negatif dari pasar, karena investor mau mempertanyakan kondisi ketahanan fiskal kita, ujarnya.

menurut ayu, defisit anggaran itu dan terjadi karena penerimaan pajak belum berjalan maksimal, sebab kehadiran fluktuasi harga komoditas akibat perlemahan permintaan daripada negara tambah besar yang terimbas krisis.

situasi ini ikut mempengaruhi asumsi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan hanya mencapai 6,3 persen, jauh dari asumsi apbn 6,8 persen, ujarnya.

selain tersebut, ayu juga memperkirakan harga icp minyak rata-rata setahun mau mencapai 110 dolar as per barel, konsumsi bbm bersubsidi 51 juta -- 53 juta kiloliter juga lifting minyak 830 ribu barel per hari.

kondisi ini mengakibatkan adanya deviasi selama anggaran, oleh karenanya ikut mempengaruhi asumsi makro dan shopping subsidi energi, ujarnya.